Sunday, 13 July 2014
Tiga Cerita Tentang Keistimewaan Istighfar
Firman Allah dalam surat Nuh ayat 10
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارً
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun
kata ghaffara di sini artinya adalah yang sangaaaat sangat suka mengampuni hambanya yang memohon Ampun
1.Kisah pertama ini terdapat dalam Musnad Abu Hanifah. Dari kitab yang ditulis oleh imam Hanafi, salah satu imam mahzab 4, disebutkan sebuah riwayat dari Jabir bin Abdullah. Suatu ketika, ada seseorang yang datang menemui Rosulullooh SAW. Orang ini belum dikaruniai anak, karena itu ia ingin mendapat keturunan. Rasuallah SAW lalu berkata “Engkau perbanyak Istighfar dan sedekah maka engkau akan diberi rizki dengan lantaran keduanya.” Laki-laki itu lalu memperbanyak Istighfar dan sedekah. Jabir mengatakan bahwa laki-laki itu akhirnya dikaruniai sembilan anak laki-laki.
2.kisah kedua yaitu Hasan Al Basri adalah salah satu generasi tabi’in (ulama yang pernah bertemu dengan sahabat)dalam Tafsir Al-Maraghi ada cerita menarik tentang beliau. Ia ulama berilmu dan shaleh. Banyak orang datang kepadanya bertanya soal agama dan minta nasehat atas berbagai persoalan. Suatu kali datang kepadanya seorang laki-laki mengadu tentang masa paceklik yang menimpanya. Hasan pun menerima pengaduan itu dengan penuh perhatian. Tapi nasihat yang diberikan tidak panjang-panjang. Ia hanya berucap “Beristighfarlah kepada Allah SWT”.
Tak berapa lama datang laki-laki lain yang mengeluh soal kemelaratan yang menderanya. Ulama yang masyhur itu juga hanya bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Ada pula laki-laki lain yang berkata “Doakanlah aku agar Allah memberiku anak”. Lagi-lagi Hasan Al Basri Cuma bilang “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Datang lagi laki-laki lain yang mengeluh kebunnya mengalami kekeringan. Jawaban Hasan tetap sama “Beristighfarlah kepada Allah SWT”.
Sikap Hasan tadi rupanya menjadi perhatian seseorang. Orang itu bingung, ditanya berbagai persolan, eh…jawabannya kok itu-itu saja. Memangnya semua persoalan itu bisa dipecahkan dengan hanya membaca Istighfar, kira-kira begitu pikiran orang itu. Tak tahan menahan keheranan, ia pun bertanya kepada Hasan, “Beberapa orang laki-laki mendatangimu mengeluhkan berbagai persoalan, tetapi engkau hanya menyuruh mereka semua untuk membaca istighfar!”. Hasan menjawab dengan tenang “Aku sama sekali tidak mengatakan apapun dari diriku sendiri. Sesungguhnya Allah SWT berfirman (
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُكَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَوَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
مَا لَكُمْ لا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا
maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?)”. Ulama yang namany masyhur hingga kini itu lalu mengutip surat Nuh ayat 10-13 seperti dikutip di atas.
3.bahkan cerita yang ketiga ini mirip cerita kedua.
Suatu hari Mbah Kyai Kholil kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Sang kyai bertanya kepada tamu yang pertama: “Sampeyan ada keperluan apa?” “Saya pedagang, Kyai. Tetapi hasil tidak didapat, malah rugi terus-menerus,” ucap tamu pertama. Beberapa saat Kyai Kholil menjawab, “Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang, perbanyak baca istighfar,” pesan kyai mantap. Kemudian kyai bertanya kepada tamu kedua:“Sampeyan ada keperluan apa?” “Saya sudah berkeluarga selama 18 tahun, tapi sampai saat ini masih belum diberi keturunan,” kata tamu kedua. Setelah memandang kepada tamunya itu, Kyai Kholil menjawab, “Jika kamu ingin punya keturunan, perbanyak baca istighfar,” tandas kyai......
Kini, tiba giliran pada tamu yang ketiga. Kyai juga bertanya, “Sampeyan ada keperluan apa?” “Saya usaha tani, Kyai. Namun, makin hari hutang saya makin banyak, sehingga tak mampu membayarnya, ” ucap tamu yang ketiga, dengan raut muka serius. “Jika kamu ingin berhasil dan mampu melunasi hutangmu, perbanyak baca istighfar,” pesan kyai kepada tamu yang terakhir.....
Berapa murid Kyai Kholil yang melihat peristiwa itu merasa heran. Masalah yang berbeda, tapi dengan jawaban yang sama, resep yang sama, yaitu menyuruh memperbanyak membaca istighfar.....
Kyai Kholil mengetahui keheranan para santri. Setelah tamunya pulang, maka dipanggillah para santri yang penuh tanda tanya itu. Lalu, Kyai Kholil membacakan al-Qur’an Surat Nuh ayat 10-12.
Mendengar jawaban kyai ini, para santri mengerti bahwa jawaban itu memang merupakan janji Allah bagi siapa yang memperbanyak baca istighfar. Memang benar. Tak lama setelah kejadian itu, ketiga tamunya semuanya berhasil apa yang dihajatkan...........
Subhanallooh,,Walloohu a'lam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment