بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Istidraj - "Kesenangan sesaat yang akan digantikan dengan adzab"
Sahabat mungkin pernah melihat orang-orang yang gemar berbuat maksiat dan dosa tetapi hidup mereka justru terlihat bahagia dan menyenangkan seolah ALLOOH melimpahkan nikmatnya untuk mereka.Merka tidak Sholat,tidak puasa,tidak pernah melakukan perkara yang baik menurut agama tapi mereka malah mendapatkan sesuatu di mana Orang Yang Rajin Sholat Puasa Berusaha Dan Berdoa Belum Tentu Mendapatkanya!!.
Mungkin kita bertanya-tanya,Kenapa hal ini bisa terjadi?Kenapa Begitu? Apakah keyakinan Kita selama ini benar mengingat Firman ALLOOH :
''Telah Sempurna Kalimat Tuhanmu(AL Qur'an), Sebagai Kalimat Yang Benar dan Adil.Tidak Ada yang Dapat Merubah-rubah Kalimat-kalimat NYA dan Dialah Maha Mendengar Lagi Maha'' Mengetahui.(QS.AL-An'am, 6:115)
Kalau begitu kenapa begitu,,? Jawabanya adalah Itulah yang namanya ISTIDROJ.
Makan dan pengertian ISTIDROJ sendiri itu ada banyak tapi masuk dalam satu ruang lingkup yang sama Antara Lain :
1.ISTIDROJ - ''di seret pelan-pelan tanpa di sadari''
2.ISTIDROJ - "Kesenangan sesaat yang akan digantikan dengan adzab"
3.ISTIDROJ - ''yang terjadi pada manusia yang jauh dari Allah. Alasan mengapa Allah
mengabulkan permintaan orang tersebut, guna semakin menjauhkannya dari
sisi Allah''
Jadi Bisa Di simpulkan Bahwa Istidraj
adalah, apabila ALLOOH memberikan kejayaan, harta ,kekayaan, rezeki yang
melimpah ruah untuk manusia,Dan itu menjadikan manusia lebih jauh dariNya.
Istidraj secara bahasa diambil dari
kata da-ra-ja (Arab: درج ) yang artinya naik dari satu tingkatan ke
tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Allah kepada hamba
dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak
diberikan langsung. Allah biarkan orang ini dan tidak disegerakan
adzabnya. Allah berfirman,
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ
“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44)
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj.
Biasanya, manusia yang mendapat istidraj itu adalah mereka yang tidak berusaha menjalankan ISLAM dalam kehidupan, juga tidak berusaha mengenali ALLOOH SWT.
Contoh manusia yang mendapat istidraj ini banyak. Kita lihat contoh yang mudah. Qarun. Apakah anda kenal kepada Qarun? Dia ini adalah seorang manusia yang teramat kaya. Diriwayatkan bahawa, kotak yang mengisi kunci kepada gedung-gedung perbendaharaannya tidak mampu diangkat oleh orang-orang yang kuat. Hal ini membuktikan betapa kayanya dia.
Kisah Qarun terdapat di dalam Al-Quran. Hartanya melimpah ruah. Segala perniagaannya banyak. Segala pelaburannya mengembang. Hartanya makin hari makin bertambah, sedang yang bertambah semalam tidak pula habis digunakan.
Tetapi bila Nabi Musa mengingatkannya berkenaan semua kekayaannya itu datang dari ALLOOH, maka Qarun dengan angkuh menjawab,
“ Tidak, semua ini adalah hasil dari ilmuku”
Lihat. Lihat apa kata Qarun. Tidak, semua ini adalah hasil dari… ILMUKU. Dia nyata semakin jauh dari ALLOOH, walaupun kekayaannya banyak, rezekinya melimpah ruah dan sebagainya. Dia saban waktu merendahkan pengikut-pengikut nabi Musa yang terdiri dari orang miskin dan hamba.
Bagaimanakah nasib Qarun selanjutnya? Dia akhirnya ditenggelamkan ALLOOH ke dalam bumi dengan seluruh hartanya. Kisah ini terdapat di dalam Al-Quran.
Nah… Apakah itu yang kita inginkan?
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لاَ يَعْلَمُونَ
“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44)
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj.
Biasanya, manusia yang mendapat istidraj itu adalah mereka yang tidak berusaha menjalankan ISLAM dalam kehidupan, juga tidak berusaha mengenali ALLOOH SWT.
Contoh manusia yang mendapat istidraj ini banyak. Kita lihat contoh yang mudah. Qarun. Apakah anda kenal kepada Qarun? Dia ini adalah seorang manusia yang teramat kaya. Diriwayatkan bahawa, kotak yang mengisi kunci kepada gedung-gedung perbendaharaannya tidak mampu diangkat oleh orang-orang yang kuat. Hal ini membuktikan betapa kayanya dia.
Kisah Qarun terdapat di dalam Al-Quran. Hartanya melimpah ruah. Segala perniagaannya banyak. Segala pelaburannya mengembang. Hartanya makin hari makin bertambah, sedang yang bertambah semalam tidak pula habis digunakan.
Tetapi bila Nabi Musa mengingatkannya berkenaan semua kekayaannya itu datang dari ALLOOH, maka Qarun dengan angkuh menjawab,
“ Tidak, semua ini adalah hasil dari ilmuku”
Lihat. Lihat apa kata Qarun. Tidak, semua ini adalah hasil dari… ILMUKU. Dia nyata semakin jauh dari ALLOOH, walaupun kekayaannya banyak, rezekinya melimpah ruah dan sebagainya. Dia saban waktu merendahkan pengikut-pengikut nabi Musa yang terdiri dari orang miskin dan hamba.
Bagaimanakah nasib Qarun selanjutnya? Dia akhirnya ditenggelamkan ALLOOH ke dalam bumi dengan seluruh hartanya. Kisah ini terdapat di dalam Al-Quran.
Nah… Apakah itu yang kita inginkan?
Allooh Berfirman :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az Zalzalah: 7-8)
Jadi, tidak mungkin jika keburukan akan ALLOOH balas dengan kebaikan, atau sebaliknya. Yang pasti, kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, keburukan akan dibalas dengan keburukan.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
(HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913, dan disahihkan Al-Albani dalam As-Shahihah, no. 414).
Mungkin Kita Bertanya tanya ,,
Kenapa ALLAH berbuat demikian ? Kenapa ALLOOH tidak memberi hidayah saja dan menyadarkan mereka ?
Itu karena hidayah tidak akan diberikan kepada mereka yang menutup hatinya dan tidak bersedia menerima petunjuk ALLOOH, bahkan mereka menjadikan kebaikan yang diajarkan ALLAH sebagai bahan untuk mengolok-olok dan tidak ada manfaatnya. Hidayah bisa saja datang kepada orang yang dzolim dan gemar berbuat dosa bahkan kafir sekalipun tapi jika kemudian orang tersebut membuka hatinya untuk menerima petunjuk-petunjuk ALLOOH yang terdapat dalam ajaran agama niscaya ALLOOH akan memberi petunjuk NYA.
Kenapa ALLAH berbuat demikian ? Kenapa ALLOOH tidak memberi hidayah saja dan menyadarkan mereka ?
Itu karena hidayah tidak akan diberikan kepada mereka yang menutup hatinya dan tidak bersedia menerima petunjuk ALLOOH, bahkan mereka menjadikan kebaikan yang diajarkan ALLAH sebagai bahan untuk mengolok-olok dan tidak ada manfaatnya. Hidayah bisa saja datang kepada orang yang dzolim dan gemar berbuat dosa bahkan kafir sekalipun tapi jika kemudian orang tersebut membuka hatinya untuk menerima petunjuk-petunjuk ALLOOH yang terdapat dalam ajaran agama niscaya ALLOOH akan memberi petunjuk NYA.
Jadi Ketika kita mendapat kenikmatan dan kemudahan, percayalah bahwa itu semua dari ALLOOH milik ALLOOH dan Akan di ambil oleh ALLOOH.
والله أعلمُ بالـصـواب
di ambil dr berbagai sumber n blog :)
“Syari’at
Tuhanmu telah sempurna, dan seluruh syari’at Tuhanmu benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merubah syari’at Tuhanmu yang benar dan adil itu.
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. al-An’am, 6: 115) - See
more at:
http://www.arrahmah.com/rubrik/prinsip-prinsip-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah-dalam-penegakan-syariat.html#sthash.Ny3YQIa8.dpuf
“Syari’at
Tuhanmu telah sempurna, dan seluruh syari’at Tuhanmu benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merubah syari’at Tuhanmu yang benar dan adil itu.
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. al-An’am, 6: 115) - See
more at:
http://www.arrahmah.com/rubrik/prinsip-prinsip-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah-dalam-penegakan-syariat.html#sthash.Ny3YQIa8.dpuf
“Syari’at
Tuhanmu telah sempurna, dan seluruh syari’at Tuhanmu benar dan adil.
Tidak ada yang dapat merubah syari’at Tuhanmu yang benar dan adil itu.
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. al-An’am, 6: 115) - See
more at:
http://www.arrahmah.com/rubrik/prinsip-prinsip-meraih-kemenangan-dan-pertolongan-allah-dalam-penegakan-syariat.html#sthash.Ny3YQIa8.dpuf
0 comments:
Post a Comment